FLU BURUNG
FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
Berbagai lapisan dunia sedang diguncang oleh berbagai isu tentang flu burung. Kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia menjadi perhatian dunia. Berdasarkan dari sumber WHO Indonesia menempati urutan tertinggi banyaknya korban meniggal karena flu burung.
Definisi
Flu burung atau Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1. Flu burung pertama kali di laporkan di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Sampai awal Februari 2006, virus ini dilaporkan endemik di 26 propinsi di Indonsia.
Etiologi atau Penyebab
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Penularan
Penyebaran virus flu burung pada awalnya berasal dari burung-burung liar yang selalu melakukan migrasi. Jalur migrasi burung-burung ini melewati Asia Tenggara khususnya Indonesia . Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Virus ini dapat ditemukan dalam feces dan sekresi pernafasan burung dan unggas. Sebagiam besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dari burung/unggas yang sakit, walaupun kontaminasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
Pada beberapa kasus, kemungkinannya terjadi penularan antar manusia ke manusia telah terjadi seiring dengan kontak dengan pasien pada saat tahap akut penyakit ini. Pada semua kejadian tersebut, penularan terjadi dengan sangat terbatas dan tidak mengarah kepada penularan massal yang lebih banyak di masyarakat, yang menunjukkan bahwa virus ini tidak mudah menular antara manusia ke manusia saat ini.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Jika seseorang mengalami gejala seperti diatas hendaknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Pengobatan
Penderita flu burung harus mendapatkan perawatan medis secara intensif bahkan harus dengan isolasi ketat untuk mencegah penularan. Selain itu Oseltamivir (teregistrasi sebagai Tamiflu) merupakan obat anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Tamiflu di Indonesia tersedia di semua Puskesmas dan Rumah Sakit Rujukan Flu Burung.
Pencegahan
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas. Untuk lebih lengkapnya klik di artikel Tips Pencegahan Flu Burung.
Klasifikasi Flu Burung dari DEPKES RI
1. Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan;
* seminggu terakhir mengunjungi petemakan yang sedang berjangkit klb flu burung
* kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan
* bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Kasus "Probable"
Kasus "probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;
* bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1
* dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonialgagal pernafasan/ meninggal
* terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. Kasus Komfirmasi
Kasus komfirmasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium;
* Kultur virus influenza H5N1 positip
* PCR influenza (H5) positip
* Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali (hw)
Sumber :
WHO
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Berbagai lapisan dunia sedang diguncang oleh berbagai isu tentang flu burung. Kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia menjadi perhatian dunia. Berdasarkan dari sumber WHO Indonesia menempati urutan tertinggi banyaknya korban meniggal karena flu burung.
Definisi
Flu burung atau Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1. Flu burung pertama kali di laporkan di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Sampai awal Februari 2006, virus ini dilaporkan endemik di 26 propinsi di Indonsia.
Etiologi atau Penyebab
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Penularan
Penyebaran virus flu burung pada awalnya berasal dari burung-burung liar yang selalu melakukan migrasi. Jalur migrasi burung-burung ini melewati Asia Tenggara khususnya Indonesia . Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Virus ini dapat ditemukan dalam feces dan sekresi pernafasan burung dan unggas. Sebagiam besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dari burung/unggas yang sakit, walaupun kontaminasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
Pada beberapa kasus, kemungkinannya terjadi penularan antar manusia ke manusia telah terjadi seiring dengan kontak dengan pasien pada saat tahap akut penyakit ini. Pada semua kejadian tersebut, penularan terjadi dengan sangat terbatas dan tidak mengarah kepada penularan massal yang lebih banyak di masyarakat, yang menunjukkan bahwa virus ini tidak mudah menular antara manusia ke manusia saat ini.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Jika seseorang mengalami gejala seperti diatas hendaknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Pengobatan
Penderita flu burung harus mendapatkan perawatan medis secara intensif bahkan harus dengan isolasi ketat untuk mencegah penularan. Selain itu Oseltamivir (teregistrasi sebagai Tamiflu) merupakan obat anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Tamiflu di Indonesia tersedia di semua Puskesmas dan Rumah Sakit Rujukan Flu Burung.
Pencegahan
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas. Untuk lebih lengkapnya klik di artikel Tips Pencegahan Flu Burung.
Klasifikasi Flu Burung dari DEPKES RI
1. Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan;
* seminggu terakhir mengunjungi petemakan yang sedang berjangkit klb flu burung
* kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan
* bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Kasus "Probable"
Kasus "probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;
* bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1
* dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonialgagal pernafasan/ meninggal
* terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. Kasus Komfirmasi
Kasus komfirmasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium;
* Kultur virus influenza H5N1 positip
* PCR influenza (H5) positip
* Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali (hw)
Sumber :
WHO
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Komentar