Tahap Perkembangan Kognitif PIaget
TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Tahap Sensori-Motorik (0-2 tahun)
Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada walaupun pada suatu waktu tidak terlihat)
Contoh:
Sensori motorik:
Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih egosentris dan berpusat.
Tahap Sensori-Motorik (0-2 tahun)
Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada walaupun pada suatu waktu tidak terlihat)
Contoh:
Sensori motorik:
- Memberikan berbagai macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk digunakan oleh bayi
- Bayi harus dibebaskan untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, misalnya menjatuhkan benda-benda, meremas mainan, melempar, meraba, ataupun menarik benda-benda di sekitar mereka, sebab bayi memang belajar dengan cara ini (sensori dan motorik).
Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih egosentris dan berpusat.
Kemampuan kognitif masa Pra-Operasional
- Pemusatan (centering) yang diartikan sebagai kecenderungan anak untuk memusatkan pikiran pada satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas.
- Egosentrisme, merupakan karakter utama baik dalam tahap sensori motorik maupun tahap pra-operasional. Bagi anak-anak usia ini, segala sesuatu berjalan menurut kehendak mereka dan pendapat orang lain tidak berarti.
- Anak-anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses berpikir (irreversibility). Mereka mungkin dapat diajari bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami bahwa 4-2=2.
Pendidikan pada Pra-Operasional
- Imitasi; anak-anak dapat menirukan objek atau aktivitas yang baru disaksikannya.
- Permainan simbolis; misalnya berpura-pura sebagai orang lain, atau berpura-pura sedang tidur, dan lain sebagainya.
- Menggambar; kegiatan ini menjadi sarana proyeksi bagi keadaan mental mereka. Karya seni mereka merupakan gambaran atau refleksi kemampuan berpikir mereka dan apa yang sedang mereka pikirkan. Oleh sebab itu, anak-anak harus didorong untuk menjelaskan makna dari karya seni mereka.
- Kesan mental; anak-anak usia ini dapat secara mental menghadirkan objek dan kejadian, tetapi tidak dapat mengubah atau mengantisipasi perubahan dalam pikiran mereka.
- Bahasa; merupakan ‘kendaraan’ bagi pikiran. Jadi orang-orang di sekitar mereka harus memberikan kebebasan pada mereka untuk berbicara, baik dengan orang dewasa maupun anak-anak seusianya.
Operasional Kongkrit (7-11 tahun)
Mampu berpikir logis. Mampu memperhatikan lebih dari satu aspek sekaligus dan juga dapat menghubungkan aspek satu dengan yang lain. Kurang egosentris. Belum bisa berpikir abstrak.
Kemampuan Kognitif Operasional Formal:
- Decentering: kebalikan dari centering
- Reversibility: memahami jika 2+2=4 maka 4-2=2
- Klasifikasi: mengerti bahwa bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman.
- Konservasi: mengerti bahwa air dalam gelas yang pendek jika dituang ke dalam gelas yang lebih kecil tapi tinggi akan tetap sama isinya.
Operasional Personal (11 tahun sampai dewasa)
Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.
Kemampuan Kognitif Operasional Personal:
- Mampu memisahkan antara kenyataan dengan kemungkinan. Mereka berusaha melihat semua kemungkinan hubungan dalam berbagai situasi atau masalah dan kemudian, melalui percobaan mental dan analisis logis berusaha menemukan mana yang benar
- Mereka berpikir dengan gagasan-gagasan; artinya mereka tidak hanya menggunakan fakta-fakta tapi juga pernyataan-pernyataan atau gagasan-gagasan yang berisi data kongkrit. Mereka dapat menggunakan konsep-konsep abstrak dengan mudah,mereka mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan membuat kombinasi antar variabel sebanyak mungkin.
Komentar