KEGIATAN BELAJAR 7 PBSM
Manajemen Bengkel
Pengertian bengkel sangat luas, mengingat banyaknya jenis kegiatan yang dilakukan orang dengan menggunakan sarana bengkel. Di sekolah-sekolah teknik, bengkel
digunakan sebagai tempat pelatihan keterampilan/kerja para siswa. Penggunaan bengkel
yang lain adalah sebagai
tempat perawatan dan perbaikan, proses produksi,dan
laboratorium/penelitian. Secara garis besar, bengkel diartikan sebagai
tempat pelatihan, penelitian, perawatan dan perbaikan mesin/peralatan, atau tempat produksi. Namun,
apapun jenis kegiatannya, penggunaan bengkel harus dikonsep dengan baik terlebih dulu sehingga bengkel
menjadi efektif sebagai sarana mencapai tujuan. Untuk mencapai
efektivitas bengkel, para pengelola bengkel
haruslah menerapkan manajemen bengkel.
Manajemen bengkel adalah manajemen yang diterapkan pada bengkel. Oleh karena itu,
fungsi-fungsi manajemen juga diterapkan pada pengelolaan bengkel. Fungsi-fungsi
manajemen bengkel meliputi hal berikut:
1. Perencanaan bengkel, termasuk di dalamnya penataan bengkel.
2. Pengorganisasian bengkel (struktur organisasi)
3. Penempatan staf
bengkel
4. Mekanisme
pengelolaan bengkel, meliputi administrasi bengkel, prosedur
penggunaan mesin/peralatan, perawatan dan perbaikan mesin/peralatan, optimasi bengkel dan pengawasnya.
Perencanaan Bengkel
Bengkel mempunyai peranan yang sangat dominan dalam keseluruhan kegiatan perusahaan/industri, ataupun pada sekolah teknik. Agar bengkel
mempunyai
nilai
efektivitas tinggi haruslah direncanakan berdasarkan jenis kegiatannya, letaknya, jumlah
dan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan, luas dan tata letak
bengkel, serta rencana pengembangannya di kemudian hari.
a.Tujuan bengkel
Hal yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mendirikan suatu bengkel adalah
tujuan pendirian bengkel . Secara ekonomis, tujuan bengkel dapat dibagi menjadi dua
golongan:
1) Tujuan komersial, seperti bengkel produksi,dan jasa.
2) Tujuan tidak komersial, seperti bengkel pelatihan dan penelitian (sekolah). b.Jenis kegiatan Bengkel
Langkah berikutnya, setelah merumuskan tujuan, ialah menetapkan jenis kegiatan
bengkel. Kegiatan
bengkel banyak
jenisnya. Namun, secara
garis besar
dapat,
digolongkan:
1) Bengkel produksi
2) Bengkel perawatan dan perbaikan
3) Bengkel pelatihan
4) Bengkel penelitian
Bengkel produksi adalah bengkel
yang memfokuskan kegiatannya pada proses
produksi. Dalam bengkel
seperti ini biasanya jenis kegiatannya berantai dari persiapan
bahan baku sampai dengan hasil produksi.
Bengkel perawatan dan perbaikan adalah bengkel dengan fokus kegiatan memberi layanan teknis kepada konsumen
atau bagian-bagian
lain dalam suatu industri
mengenai perawatan dan perbaikan mesin/peralatan.
Bengkel pelatihan adalah bengkel dengan fokus kegiatan berupa proses pemberian
ketrampilan kepada peserta pelatihan.
Bengkel penelitian
mempunyai fokus kegiatan mencari metode baru,
menentukan
kualitas barang, dan pembuatan prototype. a.
Jenis dan jumlah Mesin/Peralatan
Jenis maupun jumlah mesin/peralatan yang akan digunakan di dalam bengkel harus
direncanakan dengan baik. Penentuan jenis dan jumlah mesin/peralatan berkaitan
dengan kapasitas ruang
bengkel dan jenis
kegiatan bengkel yang dipilih. Jadi,
andaikata jenis kegiatan bengkel adalah produksi
maka baru akan diketahui
jenis maupun jumlah mesin/peralatannya setelah ditentukan lebih dahulu jenis dan jumlah
produksi yang diinginkan. Demikian juga bengkel pelatihan, jenis dan jumlah
mesin/peralatannya disesuaikan dengan jenis keterampilan yang akan diberikan dan
jumlah peserta latihan yang akan ditampung.
b. Pemilihan Lokasi Bengkel.
Pemilihan lokasi bengkel erat sekali kaitannya dengan tujuan pendirian bengkel. Disamping itu, karena bengkel juga perlu dilengkapi dengan ruang administrasi (termasuk ruang pimpinan dan Staf) maka letak /posisi bengkel
terhadap ruang administrasi tersebut harus diperhatikan hal yang lebih menguntungkan pencapaian
tujuan. Misalnya,
suatu bengkel didirikan untuk tujuan kemersial dengan jenis
kegiatannya perawatan dan perbaikan sepeda motor. Pemilihan lokasi bengkel yang
demikian sebaiknya di tepi jalan dengan posisi bengkel lebih di depan daripada ruang
administrasinya baru dilaksanakan setelah kondisi sepeda motor tesebut diketahui
jenis perawatan dan perbaikannya di bengkel. Jadi yang harus ditonjolkan ialah
kondisi bengkel tersebut kepada konsumen.
Pada bengkel
produksi yang perlu ditonjolkan kepada konsumen ialah jenis dan
kualitas produk. Konsumen yang menginginkan produk tersebut akan langsung minta
informasi ke bagian administrasi. Baru setelah itu konsumen menginginkan, diajak
meninjau bengkel. Oleh sebab itu, untuk jenis bengkel
produksi, posisi
bengkel
sebaiknya di belakang ruang administrasi agar komunikasi dengan konsumen
menjadi lebih mudah.
Untuk bengkel penelitian, karena proses administrasinya serupa dengan bengkel produksi maka penentuan posisi belakang sebaiknya juga sama.
Apabila karena lokasi tidak memungkinkan pengaturan bengkel
dan ruang administrasinya, diusahakan agar
posisi bengkel
dengan
ruang administrasinya
berdampingan.
c. Tata Letak (Layout) Bengkel.
Setelah jenis, jumlah mesin/peralatan serta aliran proses kegiatan dengan
bengkel ditentukan maka agar proses kegiatan menggunakan mesin/peralatan tersebut
lancar, letak mesin serta pembagian ruangam di dalam bengkel harus diatur sebaik-
baiknya. Pada tahap perencanaan bengkel, tata letak bengkel ini
juga harus sudah
ditentukan.
d. Mekanisme Kerja Bengkel
Yang dimaksud dengan mesin kerja bengkel
adalah tata aliran komunikasi/kerja
sama antara bagian di
dalam bengkel. Misalnya. bengkel dibagi
menjadi bagian- bagian produksi,
gudang, perawatan dan perbaikan
mesin, dan pengawasan
mutu.
Agar
kerja sama antara bagian lancar maka perlu ditentukan lebih dahulu cara
mereka berkomunikasi/bekerja sama.
e. Rencana Pengembangan Bengkel
Dalam tahap perencanaan bengkel sebaiknya juga sudah direncanakan pula kemungkinan pengembangan bengkel tersebut di kemudian hari. Yang dimaksud
dengan pengembangan bengkel
ialah pengembangan kapasitas bengkel. Bertambahnya kapasitas bengkel, berarti
perlu dipikirkan pula kemungkinan penambahan areal bangunan bengkel
Struktur
Organisasi Bengkel
Organisasi bengkel dimaksudkan sebagai
organisasi personal
yang mengatur
kelancaran kegiatan bengkel sesuai dengan fungsi keberadaan bengkel tersebut. Dengan
demikian, organisasi bengkel adalah suatu sistem kerjasama suatu kelompok, yang telah
ditentukan sebelumnya. Belum ada suatu standar baku tentang struktur
organisasi bengkel. Penentuan stuktur organisasi pada bengkel, perlu mempertimbangkan efektifitas
dan efisiensinya, jadi penentuan struktur organisasi didasarkan pada luas atau tidaknya
jenis kegiatan bengkel
tersebut. Namun secara garis besar satuan-satuan organisasi bengkel harus ada kepala bengkel. Kepala urusan (Urusan Gudang, Produksi, Perbaikan
dan
Perawatan), dan pelaksana-pelaksana di bengkel
tersebut. Kepala Urusan dapat diganti dengan seorang petugas yang membawahi beberapa orang pelaksana.
Jenis dan bentuk struktur organisasi dibuat dan dikembangkan di
sekolah akan
bergantung kepada jumlah dan jenis bengkel yang dibuat, tuntutan keterampilan, jenis, jumlah alat dan jumlah siswa (kapasitas sebuah bengkel).
Komentar