Kegiatan Belajar 8 PKSM - Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan system pengapian konvensional sepeda motor (AC dan DC)

Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan system pengapian konvensional sepeda motor (AC dan DC)

1)      Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator dan magnet/rotor)

a.       Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminal alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator), dengan menggunakan ohm meter.

 


Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator

 

Posisi pemeriksaan tahanan/kontinuitas kumparan stator alternator menggunakan Ohm meter dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


 

Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator

 

b.       Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol).





2)      Pemeriksaan dan perawatan baterai,

a)       Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.

b)      Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu diestrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.

 




Perawatan Baterai

 

c)       Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.

3)      Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar terminal kontak menggunakan multi tester.

4)      Pemeriksaan, perawatan dan perbaikan kontak platina, serta `kondensor

a)       Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.

Tahanan kumparan primer (Std = 0,5-1 Ω)

Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi, Std = 7,2-8,8 KΩ)

Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi, Std = 11,5-14,5 KΩ)

b)      Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak-retak/kebocoransecara visual maupun dengan tes percikan.


 

Tes Percikan Api Pengapian

 

5)      Pemeriksaan, perawatan dan perbaikan kontak platina, serta pemeriksaan kondensor

6)      Pemeriksaan nok platina/cam, meliputi pemeriksaan secara visual terhadap keausan, korosi/karat, dan kekocakan nok platina/cam.

7)      Pemeriksaan dan penyetelan busi,terhadap porosnya.

a)       Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda berlebihan, busi perlu diganti.



b)      Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan, bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan.

c)       Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila insulator retak atau pecah, busi harus diganti.

d)      Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm. (atau sesuai dengan petunjuk manual kendaraan)


 

Pembersihan dan Celah Elektroda Busi

8)      Penyetelan celah platina

Penyetelan celah platina merupakan penyetelan kerenggangan terlebar antara kedua permukaan kontak platina. Tujuannya adalah meningkatkan tenaga mesin melalui kesempurnaan tegangan pada koil pengapian. Langkah penyetelan platina :

a)       Membersihkan dan meratakan persinggungan kedua permukaan kontak platina.

b)      Memposisikan puncak Nok platina/cam pada posisi menyentuh tumit ebonit kontak platina dengan cara memutar rotor alternator (magnet).

c)       Mengendorkan baut pengikat kontak platina (baut jangan sampai lepas), kemudian menyetel besar celah kontak sesuai dengan spesifikasi yang disarankan (0,3 – 0,4 mm). setelah celah kontak disetel, kencangkan lagi baut pengikat kontak platina.

 



Penyetelan Kontak Platina

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Baterai

automotive, heavy vehicle lubricant

Buat Bunda Tersayang