Berikut 5 Pengertian dan Fungsi SIngkat Perkembangan Sistem Pengapian pada Kendaraan Bermotor

A.         Sistem Pengapian
Suatu mesin dapat menghasilkan tenaga disebabkan didalam mesin tersebut terjadi pembakaran. Mesin bertenaga panas menghasilkan pembakaran yang dirubah menjadi tenaga mekanik, disebut motor bakar.
Motor bakar ada beberapa macam salah satunya adalah motor bensin. Pada motor bensin energi panas diperoleh dari hasil pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder. Proses pembakaran pada motor bensin dimulai adanya loncatan bunga api.
Pada motor bensin, gas yang masuk ke dalam silinder adalah campuran antara udara dan bensin, campuran ini selanjutnya dibakar untuk menghasilkan tekanan pembakaran yang nantinya dirubah menjadi daya mekanis.
Sistem yang digunakan adalah sistem pengapian listrik, dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan tegangan listrik sebagai pemercik. Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian (Ignition System) pada mobil berfungsi untuk menaikkan tegangan rendah baterai menjadi 20 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut kemasing-masing busi melalui distributor tegangan tinggi. Sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, ignition coil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi.

B.       Perkembangan Sistem Pengapian.
Sistem pengapian  pada perkembangannya telah mengalami banyak inovasi yang tentu tujuannya untuk memperoleh kualitas pengapian yang semakin sempurna.

a.      Sistem Pengapian Konvensional.

Sistem pengapian konvensional menggunakan breaker point untuk memutus dan menghubungkan arus pada kumparan  primer. Sistem ini memerlukan perawatan berkala terutama pada breaker point yang dikarenakan hubungan antar benda logam disertai arus listrik sehingga menyebabkan breaker point cepat aus. Namun demikian sistem ini masih banyak digunakan sampai saat ini. ( New Step 1 Training Manual, 1996 : 6-7 )



b.        Sistem Pengapian Semi Transistor.
Sistem pengapian semi transistor menggunakan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus ke kumparan primer pada koil pengapian. Sedangkan untuk mematikan dan menghidupkan transistor tersebut menggunakan breaker point. Sistem ini relatif lebih bagus daripada system pengapian konvensional karena breaker point tidak menghubungkan arus yang besar sehingga relatif lebih tahan terhadap keausan. ( New Step 1 Training Manual, 1996 : 6-7 )










d.         Integrated Ignition Assembly ( IIA )
Sistem pengapian ini menggunakan sistem pengapian full transistor hanya saja keunggulannya adalah koil pengapian disatukan didalam distributor sehingga dari segi konstruksi lebih kompak dan praktis. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 42 )





e.         Electronic Spark Advancer ( ESA )
Sistem pengapian ini juga menggunakan sistem pengapian full transistor seperti pada IIA , keunggulannya adalah mekanisme pemajuan saat pengapian tidak lagi di kontrol secara mekanik tetapi dikontrol menggunakan computer sehingga pemajuan saat pengapian lebih akurat baik berdasar putaran mesin ataupun beban mesin. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 43 )


f.         Distributor Less Ignition ( DLI )
Sesuai namanya sistem ini tidak lagi menggunakan distributor. Sistem ini menggunakan sebuah koil untuk dua buah busi. Pengaturan arus yang masuk ke kumparan primer dikontrol langsung oleh komputer. Keunggulan sistem ini adalah koil pengapian dapat ditempatkan dekat dengan busi sehingga kabel tegangan tinggi dapat           diperpendek, selain sistem ini tidak memerlukan penyetelan-penyetelan seperti pada sistem yang lain. (Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 44 )




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Baterai

automotive, heavy vehicle lubricant

Buat Bunda Tersayang